Dari Bangku Naik ke Hati
Peringatan!! Tidak Dianjurkan Bagi para Pembohong dan Bagi yang Mempunyai Penyakit Susah Move-on. Tidak dianjurkan membaca artikel ini. Karena artikel ini mengandungYa, artikel ini emang mengandung isi yang super jujur, lebih jujur dari para pembohong yang bilang ke polisi kalo dia melubangi kaca dengan seekor kepiting. Oke, artikel ini berisi tentang proses gue suka sama kecengan gue sekarang. Gue ngeceng dia udah 1 tahun 3 bulan. Jadi bukan 2 tahun kaya yang Fawwaz bilang di peristiwa pembajakan Sms paling gak berkepri-sms-an sepanjang sejarah dan kata Billy yang bilang gue udah suka sama dia sejak 3 tahun yang lalu, kampret. Tapi, omong-omong. Kenapa ya gue nulis artikel ini? Asal lo tau aja, nulis artikel kaya gini tuh butuh keberanian tinggi. Kaya keberanian kita nanjak Gn. Everest, keberanian kita menjelajahi Sungai Nil dengan berenang, dan keberanian untuk naik Istana Boneka di Dufan sendirian *alah lebay ah*.
Asal lo tau aja, efek samping nulis artikel ini ada banyak, diantaranya: diciee-cieein oleh anak seluruh kelas (terutama yang jomblo), dan yang lain lo pikir aja sendiri heheh *buntu ide*. Tapi, yang jelas gue punya alasan dong buat nulis artikel ini. Nah, sekarang gue bisa ketawa jahat sama kalian karena biasanya kan kalian suka bilang gini “Akh si Haykal mah nyari alasan biar bisa ketemu sama badut ancol aja susah, apalagi alasan buat bikin artikel ini.” Sekarang, gue punya alasannya nih!! Huahahahaah *ketawa jahat bagaikan luwak digencet lumba-lumba*. Gue nulis artikel ini karena si Rezky, tapi bukan karena gue suka sama si Rezky. Kalo homo juga gue pilih-pilih, gue gak mau homo sama laki-laki (Lha gimana dong jadinya?). Gue nulis artikel ini karena si Rezky di blog-nya juga nulis artikel serupa. Dan artikel di blog Rezky tersebut merupakan tantangan dari gue. Gue mencoba membalas dengan nulis artikel ini. Huahahahah *ketawa badut jahat yang ada di Winnie the Pooh*. Ehem, gue pertama kali suka sama kecengan gue itu melalui 2 proses, dan semuanya saat ada pelajaran di kelas gue. Dan gue juga gak tau pengen ngapain. Jadi, langsung aja ya. Rezky Sangga, baca ini!!:
Pelajaran Matematika
Gue lupa kapan, tapi yang jelas hari itu ada pelajaran Matematika di kelas gue, 78. Dan hari itu kami harus menjawab soal yang diberikan Pak Asep (Guru Matematik kelas gue) beberapa hari lalu...di papan tulis depan kelas. Dan berhubung gue adalah Milanisti setia, akhirnya gue ngacung buat menjawab soal ke depan *mulai gak nyambung. Dan, kecengan gue pun ngacung. Gue dan dia menjawab soal terakhir di kelas, dan ternyata, spidol kami berdua habis!! Spidol nya abis broh!! Gue dan dia pun diem di depan kelas sambil nungguin orang yang ngisi ulang spidolnya di TU. Dan tanpa disangka, teriakan ”Ciee” pertama itupun berkumandang bagaikan paduan suara sekelompok Malaikat *alah lebay*. Karena gue dulu belum suka sama dia, jadinya gue hanya heran dan bengong aja, lalu tiba-tiba muntah darah. Oh enggak ya?
Setelah pelajaran Matematika abis, gue pun salaman ke Pak Asep. Dan saat gue salaman, Pak Asep senyum sambil bilang ke gue ”Yara...”, gue pun hanya bengong karena saat itu gue belum suka sama dia.
Pelajaran PLH
Kamis, 26 Mei 2011. Tepat saat ulang tahun Bapak gue. Dan hari itu Bu Siti (Guru PLH kelas gue) gak bisa ngajar dan nyuruh siswa sekelas buat nulis catatan yang ditulis dipapan tulis. Suanasa kelas begitu hening, saking heningnya, semua siswa pada gak sadar kalo gue abis terbang naik elang keliling kelas. Karena gue males nulis di lantai kaya yang lain (Nulis nya di buku tapi tempatnya di lantai gituu) gue nyari tempat duduk random (acak) yang kosong. Beberapa saat setelah duduk disitu, si Yara menghampiri gue dan bilang ”Aku duduk disini ya?” Karena gue adalah anak baik hati yang suka ngejar layangan putus sampe ke Paris, gue pun bilang ”Iya sok aja”. Tapi tanpa surat pemberitahuan terlebih dahulu si Adit datang dan berkata layaknya seorang pembunuh ayam ”Yara awas ih kan aku tadi duduk sama Haykal!!”. Lalu, Yara pergi dan akhirnya nulis di lantai, miris emang.
Beberapa menit kemudian, gue pindah bangku lagi. Kali ini ke bangkunya Yara. Tapi karena Yara lagi nulis dilantai, malah Aninda (Temen sebangku Yara) yang datang. Beberapa menit kemudian, gue pindah lagi, kali ini sama Fawwaz. Dan Yara pun pergi ke bangku nya, dan disana ada Adit. Alhasil Adit duduk sama Yara. Dan kayanya di Fawwaz masih keinget pas cerita pelajaran Matematika. Jadi Fawwaz bilang dengan kerasnya ”Adit awas kamu teh jangan duduk sama Yara, nanti Haykal cemburu hhehe”. Karena dulu gue belum suka sama dia, jadi gue bilang ke Fawwaz ”Naon ai Fawwaz!!”. Dan beberapa saat kemudian gue pindah tempat duduk lagi, kali ini ke bangkunya Yara untuk ke 2 kalinya, tapi kali ini gue duduk sama Yara (lagi).
Tapi gak tau kenapa, sejak saat itu gue jadi punya perasaan ke dia. Dan sejak saat itu kita ber 4 (Gue, Billy, Aninda sama Yara) jadi makin akrab karena Aninda dan Yara duduk dibelakang Gue dan Billy. Sejak saat itu, gue dikatakan berhasil move-on dari temen SD gue. Dan siapa yang sangka, 1 tahun 3 bulan kemudian atau seterusnya gue jadi susah move-on dari dia. Kampret. Begitulah, begitu banyak bagian yang mengerikan.
0 komentar:
Posting Komentar