Petualangan R-Bros di Pangandaran (Hari Pertama)
Widiihhh, akhirnya gue nge-blog lagi setelah vakum selama 4 bulan lamanya karena suatu hal gila yang harus dijalani oleh semua anak sekolah yang dipanggil UN. Dan sekarang, hal yang dianggap lebih menakutkan dari hantu itu pun sudah selesai. Bisa dilihat, setelah UN para siswa jomblo di sekolah gue gemar membuat tiang bendera berkarat karena terlalu banyak menangisi mantan, emang mengerikan. Tapi kok gue ngga? Karena gue….gak punya mantan .-.Tapi untungnya guru di sekolah gue tau cara meminimalisir hal tersebut. Maka dari itu guru di sekolah gue mengatakan bahwa
Mari Menggila, Kawan!!
Pas hari keberangkatan, gue ada di bis 4 sama semua anak 9.8, beberapa siswa 99 dan 3 siswa 94 yang entah datang dari mana. Gue duduk sama Rudi, mantan ketua OSIS, tapi jangan anggap bahwa Rudi adalah mantan pacar ketua OSIS, karena pacarnya sekarang menjadi ketua OSIS pula. Gue duduk di paling depan (bagi yang berpikir gue jadi supir dan Rudi jadi kenek, itu semua
Obrolan gue dan Rudi berjalan indah sampai bis berhenti di suatu restoran terkenal yang bernama SR di Tasikmalaya. Walaupun namanya restoran, tetep aja jiwa hemat (atau tidak punya uang) gue keluar, terbukti selama disana gue hanya mengeluarkan uang Rp. 1000 hanya untuk ke toilet, asik abis. Rencananya kita berada di sana sekitar 1 jam, tapi suatu hal terjadi. Ada kerusakan di bis 2 yang membuat kita harus menunggu selama 4 jam, epic. Dan akhirnya, jam 1 siang bis 2 udah waras lagi dan siap melanjutkan perjalanan ke Pangandaran. Di perjalanan Babak 2, gue lebih banyak diam sehingga teman 1 bis sempat bersyukur dan gue lihat banyak yang sujud Syukur. Karena perjalanan babak 1 gue dan Rudi dianggap penggangu dan gue hampir saja masuk daftar buang.
Saat bis ada di suatu tempat yang keliatan mirip hutan. Giliran Rudi yang ribut, sambil menunjuk ke arah pepohonan, dia teriak “LAUT!! LAUT!!” dan hampir saja masuk daftar buang. Saat kita sudah dekat ke lokasi, Bu Ida dan Bu Yani menyuruh semua penumpang di bis untuk
Saat udah sampe di Pangandaran, semua penumpang berteriak gembira, entah karena senang atau karena kakinya terinjak. Rudi tetap berteriak “LAUT!! LAUT!!” dan gue berteriak “Terima kasih, Tuhan!!” karena gue baru pertama kali ke Pangandaran, kasihan sekali.
Kita bakal nginep di Hotel Malabar, Pangandaran. Hotelnya cukup bagus dan besar. Bis R-Bros yang lain udah sampe lebih dulu jadi gue dan Rudi gak usah nganti untuk keperluan apapun itu namanya dan langsung pergi kamar yang sudah ditempati oleh R-Bros. Kamar 304 yang R-Bros tempati berisi 8 orang, 6 R-Bros (Gue, Rudi, Rezky, Ridwan, Rully dan Gilang a.k.a Kambing) dan 2 orang netral (Fawwaz dan Dery) yang perlu dikarantina (ya, delapan laki-laki dalam 1 kamar, jangan bayangkan apa yang akan terjadi di dalamnya, mengerikan).
Pertama kali gue dan Rudi masuk ke kamar itu, kondisinya benar-benar mengerikan. Bukan karena perangkat hotelnya buruk. Tapi karena Rezky, yang entah ingin menandai wilayahnya atau karena naluri binatangnya muncul begitu melihat tempat baru, dia langsung saja (maaf) berak begitu tiba di kamar 304. Dan baunya itu amat.sangat.sangat.bau.sekali. Entah dia makan apa di bis tadi, baunya bahkan lebih bau dari sampah, dan gue berpikir bahwa bau sampah terkadang lebih manusiawi dari manusia, mengerikan. Setelah didiamkan beberapa saat, ternyata baunya semakin menjadi-jadi. Tapi sebentar lagi kita harus ke bawah untuk makan siang, jam 5 sore. Dan berharap abis acara itu bau mengerikan tersebut sudah hilang bertengkar dengan angin laut. Abis shalat kita ke bawah untuk makan, di aula yang terpisah dari hotel. Semua berjalan lancar saja sampai kita semua kembali ke kamar.
Walk on, walk on.
Saat pintu kamar 304 dibuka, baunya sudah benar-benar seperti kandang babi. Ya, baunya bahkan lebih mengerikan dari yang pertama. Tapi kita semua tetap masuk kamar. Kita semua hampir menulis pesan terakhir sampai Rudi mengusulkan ide brilian, menyiram toilet dengan parfum!! Akhirnya, parfum Adidas Rezky disemprotkan ke sumber bau. Rudi dengan gagah berani masuk ke toilet dan mulai menyemprotkan parfum, sementara yang lain berdoa untuk keselamatan Rudi. Beberapa menit kemudian, Rudi keluar dengan selamat, semua bahagia dan bersorak sorai. Tapi ada 1 masalah baru, kini bau kamar mandi bercampur dengan bau parfum Adidas Rezky. Bahkan gue pun muntah saat pertama kali memasuki kamar mandi. Kita mencoba tetap bersabar.
Rudi : "Hidup seperti Larry!!"
Beberapa saat kemudian, bau udah mulai hilang. Dan akhirnya kita pun memberanikan mandi. Dipelopori oleh Rudi, hampir semua anak di kamar 304 (kecuali gue, Fawwaz dan Deri) melakukan mandi lelaki bareng hanya dengan pake kolor, mental laki sejati. Ridwan menyirami Rudi dengan romantisnya, Kambing, Rezky dan Rully juga ikutan. Walaupun airnya sempat bermasalah, tapi gak menghalangi niat kami semua untuk mandi ala lelaki. Setelah mereka mandi, giliran gue, Fawwaz dan Deri yang mandi ala lelaki.
Setelah mandi, kami pun bersiap-siap untuk acara di aula yang tadi dan rencananya Rezky, Ridwan dan Kambing akan tampil untuk nyanyi. Kami pun berdandan dengan gantengnya. Sepertinya cewe pun akan langsung tergoda dan menjadi liar seketika saat melihat penampilan kami ini.
Setelah sampai dibawah, gue pun menyadari kalau disana itu panas.banget.coy. Bukan panas sih (masa iya malem-malem ada matahari), lebih tepatnya lembap, karena daerah pantai. Tapi bodo amat ah, R-Bros bentar lagi tampil. Rezky, Rully, Kambing, Ridwan dan Isa yang memainkan musik nya dan Aulia, Yara, Nispi yang nyanyinya. Mereka menyanyikan 2 lagu, What Makes You Beautiful dan 1 lagi gue lupa nyanyi lagu apaan. Gue dan Rudi pun hanya menonton dari belakang.
Kiri-Kanan : Aria, Haykal, Rezky, Rudi. Dan yang cewe Ashilla
Setelah mereka tampil, sekarang giliran nyanyi dan joget dangdut. Penyanyinya menyanyikan lagu ABG Tua, kalo gak salah. Sementara saat murid yang lain (dan guru juga) pada joget sambil menikmati dangdut. Sebenernya gue kurang suka dan hampir saja membakar aula, tapi karena ada banyak makanan, gue urungkan niat itu. Gue dan R-Bros pun mulai pesta makanan. Kami makan rada menggila, termasuk Rudi dan Kambing yang makan sepiring berdua, betapa manisnya. Dan setelah makan pun, Ridwan memulai pesta kembali, kali ini pesta teh manis. Alhasil Ridwan pun mabok oleh teh manis.
Kiri-Kanan : Anisa, Syakira, Aulia, Fawwaz, Rudi, Haykal Rully.
Acara hampir selesai sekitar jam 8 an, ini waktunya untuk semua siswa buat senang-senang di sekitar Pangandaran. Ada yang naik sepeda dan odong-odong yang dapat dinaiki banyak orang. Ada yang mentato tubuhnya (tattoo temporer, pasti). Ada yang beli souvenir. Dan ada aja yang (mungkin) diem aja di hotel. Tapi Rezky mengeluarkan perkataan mengejutkan yang berbeda dari yang lain, dia nanya “Supermarket dimana ya?!”. Entah apa yang ia pikirkan, mungkin ia masih lapar atau apa, dia tetep ingin ke supermarket dan gak mau beli makanan di warung biasa. Dia pun menanyakan ke warga sekitar dimana supermarket terdekat. Dan orang itu bilang ke kami bahwa cuman lurus doang, nanti ada pertigaan kami belok kiri. Memang terdengar simple. Tapi tunggu sampai melihat berapa jauh kami jalan.
Ternyata jarak dari hotel ke pertigaan yang disebutkan itu lumayan jauh, di tengah jalan pun kita sempat balik lagi mau ke hotel. Tapi karena kami punya mental laki yang amat kuat, kami pun balik lagi mencari pertigaan yang dimaksud. Setelah beberapa lama berjalan, kami pun menemukan pertigaan tersebut, belok kiri dan melihat supermarket yang Rezky inginkan. Setelah sampai di supermarket, Rezky secara mengejutkan berniat mentraktir kami semua dengan makanan yang bebas kami pilih.
Entah karena dia merasa bersalah (karena menyebabkan kamar jadi bau) atau karena lagi seneng (karena mungkin Ibunya Erlita merestui mereka), Rezky pun mentraktir kami di supermarket itu sampai biayanya Rp. 85.500,- Maka dari itu Rezky pun dinobatkan sebagai bendahara R-Bros. Setelah itu R-Bros pun kembali ke hotel untuk mengadakan pesta besar-besaran di kamar 304. Beberapa hal terjadi di perjalanan pulang.
R-Bros melihat 'gebetan gue' dan 'pacarnya gebetan gue' sedang bersepeda, dan gue diem aja. Melihat itu R-Bros pun mengheningkan cipta melihat kesabaran gue. Lalu R-Bros pun berbisik kepada gue “Udah Kal tendang sepedanya, tendang aja!!” tadinya gue mau nendang pake jurus "Tendangan Jomblo Pusaka!!" atau gak make jurus "Tendangan Halilintar Mendesah!!". Tapi gue gak jadi nendang mereka karena terakhir kali make jurus itu, gue langsung tidak diakui di lingkungan gue karena Jomblo Pusaka itu haram di tempat gue. Selain itu pasti gue disuruh ganti sepedanya. Lhaa, gue beli gehu di sekolah aja mikir 2x, ujung-ujungnya mah gak jadi beli *lempar HP*
Di perjalanan pulang pun R-Bros bertemu beberapa anak perempuan kelas 9.3 dan Bu Nina. Di rombongan R-Bros ada Kambing dan di rombongan 9.3 ada Rachel. Bagi R-Bros, itu merupakan kesempatan bagus untuk Kambing agar bisa nyapa Rachel untuk pertama kalinya. Tapi kesempatan itupun disia-siakan Kambing yang galau daritadi, dan hal ini membuat Kambing lebih galau lagi. Rudi juga sempat galau karena gak bisa nelpon Saska dan daritadi berteriak “Mana tukang pulsa?!” Kangen pacar emang bisa membuat seseorang menggila seperti itu, mengerikan. Dan Rully juga tiba-tiba galau, karena Almas terlalu sibuk sama temennya. Dia belum liat gue sih *nangis*
Sekitar jam 10 an, kita sampai di hotel dan akan memulai pestanya. Oiya, sebelumnya udah dikasitau bahwa jam 10 semua siswa udah harus ke hotel semua, tapi kayanya cuman R-Bros dan beberapa anak doang yang nurut. Walau begitu, kita tetap memulai pesta dengan gemilang. Semua makanan dikeluarkan, gue merapikan meja, Rully dan Kambing masih galau. Rudi udah Nampak tenang. Fawwaz dan Deri belum kunjung datang. Meriah sekali.
Biar gak galau lagi, gue, Rezky, Rudi dan Ridwan pun mencoba memotivasi Kambing dan Rully yang sedang galau. Dan mereka menggunakan gue sebagai percontohan. Kami mencoba memotivasi mereka dengan bilang “Mbing, Rul. Jangan galau atuh. Liat si Haykal, HP kejebur sama orang gak digantiin, diutangin pulsa sama gebetan belum dibayar, gebetan direbut orang terus tadi sesepedahan berdua. Masih sabar aja” Iya, yang Rudi bilang merupakan kisah nyata *nangis*. Tapi gue juga rada heran, kenapa Kambing dan Rully galau, padahal Rachel dan Almas ke Pangandaran gak sama cowo lain. Maka dari itu gue pun dijadiin percontohan di R-Bros sebagai siswa tersabar di 43 *terharu*.
Setelah Rully dan Kambing udah sedikit tenang, Fawwaz & Deri udah datang dan semua siswa udah kembali ke hotel, dan kami pun selesai nonton Stand Up Comedy Metro TV. R-Bros pun mulai menyanyi di balkon kamar 304. Semua anggota R-Bros (kecuali Fawwaz dan Deri, karena mereka bukan R-Bros) nyanyiin beberapa lagu, The Man Who Can’t Be Moved, For The First Time, Breakeven dan Hey Jude. Nyanyian kami direkam sama Fawwaz, dan beruntung kamera Fawwaz masih berfungsi normal.
Rezky : "Mba, orang di kamar ini ganteng semua lho". Yang nyautnya ternyata Om Peter.
Tapi, saat kami nyanyi tampaknya ada masalah di lantai 1 (kamar perempuan). Gue pun gatau apa yang terjadi, Fawwaz pun datang ke lantai 1 buat lihat apa yang terjadi di bawah. Dan R-Bros pun nanyain ke perempuan dan cowo yang ada di lantai 1 ada apa di bawah sana. Mereka bilang gak apa-apa. Tapi di bawah lumayan rame, jadi pasti ada sesuatu. Dan setelah Fawwaz datang lagi, dia bilang kalau di kamar perempuan pintu kamar mandi susah dibuka dan lampu mati-nyala sendiri. Serem juga sih, tapi R-Bros melanjurkan bernyanyi.Abis rame nyanyi-nyanyi, kita masuk ke kamar lagi dan nyari acara TV yang rame. Dan asiknya, malam itu ada film Final Destination. Lampu dimatiin, diluar udah rada sepi, dan kita nonton film Final Destination sekitaran jam 12 malem membuat malem itu jadi seru, ngeri.
Dan kira-kira jam 12 lebih 5 menit, saat kita lagi nonton film Thriller tersebut. Tiba-tiba telepon berdering, R-Bros yang lagi ketakutan pun lebih ketakutan saat ada telpon. Semua saling memeluk. Ya, mental laki R-Bros sedikit pudar malam itu. Gak ada yang berani angkat telpon, sampai Kambing maju untuk mengangkat telponnya, ternyata dari resepsionis. Resepsionis itu nanya apakah di kamar 304 ada yang ngerokok, soalnya katanya tadi ada yang liat di sekitar sini ada yang ngerokok. Kambing dengan tegas bilang “Ya engga lah Mba, disini ada yang asma (Fawwaz), jadi gak mungkin ngerokok”. Ya, benar. Gak ada 1 pun anggota R-Bros yang pernah ngerokok (termasuk Fawwaz dan Deri).
Kita pun lanjut nonton film nya. Semua berjalan normal sampai akhirnya R-Bros menyadari bahwa pemeran utama di film itu mirip seseorang yang kita kenal, kita pun mikir keras. Dan akhirnya menemukan bahwa pemeran utama itu adalah cewe yang berperan jadi penjahat di film Skyhigh. Dan kita pun mencari tau orang disekitar kita yang mirip dengan pemeran itu. Beberapa saat kemudian, kita sadar bahwa cewe itu mirip Rachel di acara tadi, walaupun kata gue lumayan jauh juga perbedaannya. Tapi biarin lah.
Sini yuk, sama Om.
Setelah film selesai dengan ending lumayan ngeri. Kita pun tidur. Gue tidur paling akhir, karena mau main PES dulu di HP Rully, konyol emang. Saat yang lain tidur (gue belum) tercatat 2x telepon berdering dan pintu pun diketok-ketok. Karena gak mau ngebangunin yang lain dan gue lagi asik main Liga Champions di PES, jadi gue diemin aja, pura-pura tidur, lalu main HP lagi.
Sekitar jam 2-an, hal konyol terjadi lagi. Ada yang nyetel lagu jam 2 malam, keras lagi lagunya. Gue yang belum tidur juga menghiraukan suara itu, gue kira itu telepon ke salah 1 HP temen gue. Gue pun menyadari kalo itu bukan telpon saat lagu itu belum berhenti juga. Awalnya, gue sempet berpikir bahwa di kamar ini ada hantu dan secara jail menyalakan lagu di HP temen gue. Lalu Rezky pun terbangun, gue dan Rezky pun mencari tau sumber suara tersebut. Dan kita menyadari bahwa suara itu berasal dari……alarm HP nya Fawwaz. Ya, Fawwaz ternyata menyetel alarm jam 2 malam, dan lupa dimatikan malam itu. Gue dan Rezky pun mematikan alarm itu dan kembali tidur. Termasuk gue yang akhirnya tertidur juga.
Yah, cerita ini akan dilanjutkan di hari kedua. Terima kasih telah membaca. Wassalam :)
0 komentar:
Posting Komentar