Selasa, 11 Oktober 2011

Keracunan Timah Hitam (Part 2)

Nah, setelah pada Part 1 kita telah membahas tentang keracunan timah hitam yang mudah mempengaruhi anak, bagaimana anak dapat terjangkit keracunan timah hitam ini, dll. Di part 2 ini kita akan membahas tentang apa yang bisa kita lakukan, timah hitam dalam makanan & timah hitam di alam bebas, oke. Putar film nya:

Keracunan Timah Hitam—Suatu Problem Kuno
TIMAH HITAM mungkin telah digunakan sejak tahun 3000 S.M. Bangsa Mesir Purba menggunakannya dalam seni pahat dan membuat barang-barang tembikar, orang Funisia dan Kasdim memperdagangkannya, dan orang Yunani dari Athena menambangnya selama lebih-kurang tujuh abad. Tetapi orang Roma, pada masa kekuasaan para Kaisar, adalah yang pertama menemukan potensi industri timah hitam—dan mereka membayar mahal untuk penemuan itu.

Orang Roma menamakannya plumbum. Para pekerja yang terampil menggulung lembaran-lembaran besar timah hitam menjadi 15 macam ukuran panjang standar pipa untuk digunakan dalam sistem-sistem penyaluran air mereka yang luas. Orang Roma maupun orang Yunani membentuk pola bagi para tukang leding zaman modern dengan cara menyambungkan satu pipa dengan yang lainnya. Maka, berkilo-kilometer pipa dapat disambung untuk menyalurkan air ke tempat-tempat yang jauh. Orang Roma juga membentuk timah hitam menjadi bejana-bejana air, tempat anggur, dan peralatan memasak. Membran yang tahan cuaca yang dibuat dari lembaran-lembaran timah hitam dikembangkan untuk dipakai sebagai atap.

Tetapi sebagaimana penggunaan timah hitam tidaklah baru, kenyataan bahwa ia membuat orang sakit bukanlah penemuan baru pula. ”Untuk setidak-tidaknya 2.000 tahun,” tulis majalah Science News, ”masyarakat telah mengenali timah hitam sebagai racun yang kuat meski masih bingung tentang bagaimana racun itu bekerja.”

Namun, orang Roma purba agak tak menyadari akan bahaya-bahaya yang nyata dari timah hitam. Menurut Jerome Nriagu dari Institut Penelitian Air Nasional Kanada, mereka biasa menambahkan sirup anggur yang telah dididihkan dalam wadah-wadah dari timah hitam pada minuman anggur mereka. Majalah Newsweek mengutip ucapan Nriagu yang berkata, ”Satu sendok teh sirup demikian sudah lebih dari cukup untuk menyebabkan keracunan timah hitam yang kronis.” Dan para pemimpin bangsa Roma adalah peminum-peminum anggur berat. Nriagu memperkirakan bahwa kaum elite Roma minum sebanyak satu sampai lima liter anggur setiap harinya!

”Telah diyakini bahwa salah satu alasan bangsa Roma mengalami kemerosotan seperti itu adalah karena kegemaran mereka untuk memaniskan anggur mereka dengan timah hitam,” lapor The Medical Post dari Kanada. Satu laporan mengatakan, ”Keracunan akibat penggunaan logam itu secara luas dalam banyaknya perabotan, senjata, kosmetik, bejana-bejana anggur, dan pipa-pipa air mungkin menjadi penyebab atas ketidakwarasan para kaisar [Roma] dan atas tingkat kemandulan dan keguguran yang berakibat golongan yang berkuasa tak dapat digantikan oleh keturunannya.”

Timah Hitam di Alam Bebas
Jika Anda seorang pecinta margasatwa, Anda mungkin akan merasa resah mengetahui bahwa sebanyak tiga juta unggas air mati setiap tahun akibat keracunan timah hitam. Di sini, keracunan timah hitam juga disebut sebagai suatu ”penyakit gaib” karena ia sering menyerang tanpa diketahui. Departemen Dalam Negeri A.S. melaporkan bahwa untuk setiap unggas yang berhasil dibunuh pemburu, 0,23 kilogram dari mimis-mimis timah hitam yang berasal dari senapan-senapan tertinggal di alam lingkungan. Para ahli biologi yang mengambil sampel beberapa sentimeter lapisan tanah teratas dari dasar rawa-rawa, kolam, dan danau telah menemukan di beberapa daerah lebih dari 250.000 mimis timah hitam per
hektar! Pemberat alat pancing yang terbuat dari timah hitam yang hilang juga mengotori dasar.

Setelah musim berburu usai, bebek-bebek dan unggas-unggas air lain yang mencari makan menelan mimis-mimis ini. Tiga sampai sepuluh hari kemudian, racun mencapai peredaran darah dan diangkut ke organ-organ utama—jantung, hati, dan ginjal. Antara hari ke-17 sampai ke-21, burung itu mengalami koma lalu mati. Elang botak (HaliƓetus leucocephalus) dapat keracunan timah hitam akibat menelan peluru timah hitam yang terdapat dalam tubuh unggas-unggas air yang mereka santap. Sejak 1966, lebih dari 120 ekor burung pemangsa yang langka ini telah ditemukan mati akibat pencemaran timah hitam—lebih dari setengahnya sejak 1980. Tentu, jumlah ini hanya mewakili elang-elang yang tubuhnya telah diteliti dan yang penyebab kematiannya dapat dipastikan; mungkin itu hanya sebagian kecil dari jumlah yang sesungguhnya.

Apa yang Dapat Anda Lakukan??
Bagaimana ini dapat dicapai? Pertama-tama, para ahli setuju bahwa cat dan air menjadi sasaran utama. Misalnya, ahli racun yang disebut di atas berpendapat bahwa langkah utama dalam melenyapkan racun timah hitam adalah agar para pemilik rumah dan tuan tanah mengambil langkah-langkah agresif dalam menggantikan cat-cat dan pipa-pipa yang lama. Oleh karena itu, para pemilik rumah mungkin ingin memastikan apakah rumah mereka aman dari pencemaran.

”Tetapi jangan panik,” tulis majalah In Health. ”Cat yang utuh tidak berbahaya, walaupun cat yang mengelupas & debu cat berbahaya. Periksalah rumah Anda luar-dalam untuk memastikan apakah ada cat yang terkelupas, periksalah terutama di sekitar pintu dan kusen jendela kayu, di mana cuaca serta gesekan-gesekan cenderung mengikis dan memecah permukaan cat.” Departemen kesehatan negara atau daerah setempat mungkin dapat membantu Anda dalam menentukan apakah rumah Anda berbahaya, mungkin menunjukkan kepada Anda laboratorium yang telah dipersiapkan untuk pemeriksaan dan pembuangan timah hitam. Ingat: Jangan mencoba membuangnya sendiri. Anak-anak dapat keracunan timah hitam sewaktu orang-tua mereka mengikis dan mengampelas cat tua dari dinding-dinding dan hiasan, sehingga udara penuh dengan debu yang mengandung timah hitam.

Timah Hitam Dalam Makanan dan Minuman
America’s Food and Drug Administration atau Pengawasan Makanan dan Obat-Obatan Amerika (FDA) telah memberikan rekomendasi dalam menggunakan barang pecah-belah gelas dengan kristal timah hitam. Majalah Good Housekeeping melaporkan, ”Meskipun tidak seorang pun mengusulkan Anda berhenti menggunakannya sama sekali, FDA mengusulkan untuk menghindari penggunaan barang pecah-belah gelas dengan kristal timah hitam untuk menyimpan makanan dan minuman dalam jangka waktu yang lama, terutama jika makanan itu bersifat asam (saus tomat; jeruk, tomat, dan sari buah lain; anggur; dan cuka) . . . FDA juga menganjurkan agar bayi dan anak-anak jangan pernah diberi makan dari botol bayi yang menggunakan kristal timah hitam . . . atau dari peralatan yang terbuat dari kristal timah hitam lainnya.”

Bagaimana dengan botol-botol anggur yang bagian atasnya ditutup dengan kertas timah hitam? Beberapa pakar kesehatan menganjurkan untuk membuang kertas itu seluruhnya dan, setelah menarik sumbatnya ke luar, membasahi sehelai kain dengan beberapa tetes anggur kemudian menyeka bagian bibir botol dengan kain tersebut.

Para ibu dan ibu rumah tangga, apakah Anda secara rutin menggunakan kembali kantong plastik roti untuk menyimpan makanan? Para peneliti telah menemukan timah hitam berkadar tinggi pada tinta yang digunakan untuk mencetak tulisan pada kantong-kantong tersebut, yang dapat lumer ke dalam makanan lainnya. Timah hitam tersebut tidak berpindah tempat melalui plastik dan mencemari roti yang ada di dalamnya; namun, bila seorang konsumen membalikkan plastik itu sehingga bagian dalam ada di luar, tinta timah hitam tersebut dapat mengakibatkan pencemaran. Jika kantong itu digunakan kembali, pastikan tulisannya tidak pernah menyentuh makanannya.


Akhirnya, majalah Discover memberi peringatan ini, ”Para wisatawan ke luar negeri, khususnya ke negeri-negeri Dunia Ketiga, harus berjaga-jaga terhadap barang pecah-belah dari keramik; lapisan timah hitamnya mungkin tidak dibakar pada suhu yang tinggi yang dibutuhkan untuk mencegah potongan-potongan, serpihan-serpihan, dan lumeran-lumeran partikel timah hitam ke dalam makanan.”

Related Articles

0 komentar:

Posting Komentar